Bagaimana Riset Interdisipliner Bisa Menjawab Tantangan Global Nan Kompleks?

Pagi itu, Selasa, 21 Januari 2025, di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, para akademisi berbagai latar belakang berkumpul.
Mereka mengejar sebuah misi: mencari solusi bagi tantangan global melalui riset lintas disiplin.

Baca Juga: Prodi D3 Penerbitan Politeknik Negeri Jakarta dan Gerakan Pemuda Ansor Pasir Putih Selaraskan Industri Wisata dengan Warga

Transdisciplinary Research Workshop: Innovating for a Sustainable Future through Research, Education, and Collaboration for Planetary Well-being menjadi bagian dari rangkaian Global Health Summit 2025, yang membuka ruang untuk diskusi yang penuh ide segar dan inspirasi.
Suasana workshop (Photo: Latifah/Melipirnews.com)


Workshop yang berlangsung dari pagi hingga siang ini dirancang untuk mendalami pendekatan transdisipliner, sebuah metode yang menjembatani berbagai disiplin ilmu untuk mengatasi wicked problems—masalah kompleks seperti perubahan iklim, kelaparan, dan ketimpangan ekonomi yang saling terkait dan terus berubah.

Merangkai Solusi di Setiap Sesi

Dalam suasana yang kolaboratif, workshop ini terdiri dari tiga sesi kunci. Pada sesi pertama, Dr. Praneetha mengajak peserta memahami wicked problems dan alat transformasi yang bisa digunakan untuk mengatasinya. Istilah wicked problems sendiri diperkenalkan oleh Horst Rittel dan Melvin Webber pada tahun 1973 untuk menggambarkan tantangan yang tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan biasa karena sifatnya yang kompleks dan multidimensi.

Sesi kedua yang dipandu oleh Dr. Zulkhairul Naim membawa fokus ke power vs. interest plot, sebuah alat untuk memetakan kepentingan dan kekuatan berbagai pemangku kepentingan. Dalam sesi ini, peserta diajak mengeksplorasi peran pembuat kebijakan, komunitas lokal, dan sektor swasta, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas pihak bisa menciptakan dampak yang lebih besar.

Sesi terakhir membawa diskusi ke arah yang lebih praktis, membahas keberlanjutan dan dampak nyata dari riset transdisipliner. Para peserta didorong untuk berpikir tentang bagaimana pengetahuan lintas disiplin dapat diterapkan secara efektif untuk menciptakan kebaikan bersama.

Proses Iteratif: Kunci Menuju Keberhasilan

Salah satu nilai utama dalam riset transdisipliner adalah pendekatan iteratif yang digunakan. Pendekatan ini memungkinkan penelitian dilakukan secara bertahap, dengan tahapan yang dievaluasi, disempurnakan, dan disesuaikan sesuai dengan dinamika masalah yang dihadapi.

Fleksibilitas menjadi kekuatan utama pendekatan ini, memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan strategi terhadap tantangan yang terus berubah. Proses ini juga memberikan peluang refleksi berkelanjutan. Langkah-langkah sebelumnya dievaluasi untuk memastikan solusi yang dihasilkan semakin relevan dan efektif. Lebih dari itu, pendekatan ini mendorong adaptasi dengan mengintegrasikan masukan dari berbagai pihak, baik dari akademisi, praktisi, hingga masyarakat yang terdampak langsung oleh masalah tersebut.

Boundary Object: Penghubung Komunitas

Pendekatan transdisipliner juga memperkenalkan konsep boundary object, yang menjadi penghubung antara berbagai komunitas untuk menciptakan pemahaman bersama. Seperti yang dijelaskan oleh Star dan Griesemer (1989), boundary object membantu menciptakan solusi yang tidak hanya efektif, tetapi juga dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.

Kolaborasi Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Workshop ini lebih dari sekadar diskusi teori. Ia menjadi ruang tempat para peserta bisa mengembangkan proyek kolaboratif dan menciptakan kemitraan strategis. Ide-ide yang lahir dari sesi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk riset berdampak besar di masa depan.

Baca juga: Masyarakat Plural-nya Furnivall Dibincangkan di STABN Sriwijaya Dikaitkan Moderasi Beragama

Dengan tantangan global yang semakin kompleks, riset transdisipliner menawarkan harapan baru. Pendekatan ini menggabungkan sains, kebijakan, dan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan solusi yang relevan secara sosial, ekonomis, dan ekologis. Workshop ini menjadi pintu kolaborasi lintas disiplin adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik—lebih berkelanjutan, lebih inklusif, dan lebih sejahtera untuk semua.

MN (Latifah, Malang, Jawa Timur)
Latest
First

Komentar

Popular News

Ayam Lodho Trenggalek: Dari Ritual Sakral hingga Kuliner Legendaris

Seni, Bahasa, dan Dialog Antariman: Tiga Jalan Menuju Inklusivitas Beragama di Indonesia

Penjaja Soto Dikriminalisasi dan Sekaligus Dirindukan Kolonial

Kembalinya Roxette Ke Pentas Musik Dunia

Menelusuri Jejak Sejarah Kota Malang Lewat Tur Jelajah Klodjian

Semarak Peringatan Hari Lansia Nasional 2025 di Hutan Malabar

Pulau Terluar yang Dieksplorasi Anak Ekonomi

Kehidupan di Wilayah Perbatasan Tak Seindah Pos Perbatasan

Haji dalam Sastra Indonesia: Kisah Transformasi Jiwa dan Masyarakat

Inovasi Museum yang Mengubah Cara Kita Belajar

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

H.A. Mudzakir, Santri dan Seniman Langka yang Pernah Dimiliki Jepara

Melipir Mewarnai Gerabah di Museum Benteng Vredeburg

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Menyusuri 125 Tahun Dedikasi Ursulin dalam Pendidikan di Malang

Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Menelusuri Jejak Sejarah Kota Malang Lewat Tur Jelajah Klodjian

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.