Senyawa Kreatif Malang Raya Menyambut ICCF 2025

Tiga pemerintah daerah di Malang RayaKota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang—resmi bersatu menyambut Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025

Kota Batu – Sebuah gelaran akbar yang menjanjikan harmoni kolaborasi kreatif sedang mempersiapkan karpet merahnya. Tiga pemerintah daerah di Malang Raya—Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang—resmi bersatu menyambut Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025, yang akan digelar pada 6-10 November mendatang. Festival bertema “Nusantaraya” ini diproyeksikan menjadi magnet bagi lebih dari 1.000 delegasi dari 240 kota/kabupaten se-Indonesia, 500 pelaku kreatif, serta ribuan audiens dari Jawa Timur.

Taklimat Media di Balai Kota Among Tani, Kamis (2/10/2025). 

Sebagai program tahunan andalan Indonesia Creative Cities Network (ICCN), ICCF dihadirkan untuk mewujudkan visi jejaring tersebut, yaitu sebuah simpul kolaborasi kota/kabupaten di Indonesia yang berkomitmen menghidupkan 10 Prinsip Kota Kreatif.

Baca juga: Topeng Malangan "Panji Mangu" Menolak Usang

Gaung festival telah dimulai dalam Taklimat Media di Balai Kota Among Tani, Kamis (2/10/2025).  Walikota Kota Batu, Nurochman, ingin memastikan ICCF sebagai sebuah event yang tidak sekadar seremonial, melainkan sebuah pergerakan kolaboratif.  Kesatuan visi Malang Raya  diutarakan dengan penuh keyakinan oleh Nurochman. “Kota Batu siap menjadi rumah ICCF 2025. Kolaborasi Malang Raya adalah kekuatan nyata yang akan mendorong Jawa Timur menjadi Provinsi Kreatif,” tegasnya. 

Pernyataan ini memperkuat narasi yang disampaikan Ketua OC ICCF 2025, Vicky Arief, tentang skema bottom upSenyawa Malang Raya’ untuk Nusantara. “Kita ingin merespon narasi ‘Senyawa Malang Raya’ dengan skema bottom up dari Malang Raya untuk Nusantara, dari Malang Raya untuk Nusantara, yang kita sebut Nusantaraya,” papar Vicky Arief.

Pembukaan ICCF pada 6 November akan berpusat di Taman Rekreasi Selecta, Kota Batu, bertepatan dengan peluncuran Selecta Living Museum. Museum ini tidak hanya menjadi daya tarik baru, tetapi juga simbol transformasi warisan historis menjadi ekosistem belajar kreatif. Keesokan harinya, Kota Batu akan mengajak peserta  menikmati  City Tour yang menampilkan potensi gastronomi lokal, mulai dari wisata petik apel, belanja menggunakan voucher di Pasar Among Tani, hingga menjelajahi sentra inovasi tempe menjes di Beji. 

“Dari Malang Raya, kami buktikan bahwa Kota Batu dengan potensi gastronomi, Malang dengan seni media, dan Kabupaten Malang dengan budaya, bersenyawa mendorong lahirnya Jawa Timur Creative Province,” tandas Vicky Arief, merangkum kekuatan kawasan ini.

Agenda kemudian bergeser ke Kota Malang pada 8 November, dengan Malang Creative Center (MCC) menjadi tuan rumah tiga agenda utama: Konferensi Internasional “Future Creative Ecosystem: AI, Media Art, and Digital Humanity”, Festival Mbois 2025, serta pembukaan Kongres ICCN. Agenda ini mengusung Kota Malang sebagai “laboratorium ide” yang memperkuat jalan menuju Kota Seni Media Dunia.

Puncak perayaan ICCF 2025 berlangsung pada 9 November di Kabupaten Malang melalui Festival Nusantaraya & ICCF Awarding Night. Acara digelar di tiga titik ikonik: Bamboo Living Museum & Pasar Boonpring, KEK Singhasari, serta panggung seni di Candi Kidal. Candi ini  menampilkan simbol Garudeya yang menjadi inspirasi simbol negara.

Baca juga: Menghidupkan Kembali Warisan Literasi dan Budaya di Padepokan Sastra Mpu Tantular

Di balik kemeriahan acara yang direncanakan, Wali Kota Batu, Nurochman, menegaskan bahwa nilai utama ICCF terletak pada warisan berkelanjutannya. Ia juga menguraikan agenda “Jumpa Batu Lagi”, sebuah inisiatif untuk memanggil pulang anak-anak ‘diaspora’ Kota Batu untuk mencurahkan gagasan dan investasi. “Pemerintah yang kaku bergeser ke pola kreatif. Ini relate dengan kegiatan ICCN,” ujarnya.

Lebih dari sekadar gelaran seremonial, Nurochman menekankan bahwa ICCF adalah instrumen strategis. “Inti dari event ini adalah menghasilkan terobosan pemikiran, di mana rekomendasi kebijakan adalah output utamanya,” imbuhnya. Festival ini juga menjadi momen untuk mengusung green tourism Kota Batu, yang disebutnya sebagai “Anugerah Tuhan terindah yang harus kita kelola untuk  Indonesia juga dunia.”

Dengan semangat “Nusantaraya”, Road to ICCF 2025 di Malang Raya menjanjikan lebih dari sekadar festival. Ia adalah sebuah deklarasi nyata bahwa kreativitas adalah napas baru pembangunan, yang bersenyawa dari daerah untuk berkontribusi pada mozaik kebudayaan Indonesia.

Latifah/melipirnews

Related Posts

Komentar

Populer Sepekan

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

Topeng Malangan "Panji Mangu" Menolak Usang

Alih Naskah Pecenongan, Jakarta ke Panggung Imajinasi Lagu dan Komik

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Menguak Misteri UFO di Malang: Ketika Intuisi dan Sains Berkolaborasi

Menguak Ekonomi Bayangan Global

SLO Jadi Alternatif Pengganti CSR

Unik, Cara ART Asal Filipina di Singapura yang Berujung Penjara

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Perpaduan Budaya Penambah Eksotis Masjid Ridho Ilahi, Wilangan, Nganjuk

H.A. Mudzakir, Santri dan Seniman Langka yang Pernah Dimiliki Jepara

Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024

Melipir Mewarnai Gerabah di Museum Benteng Vredeburg

Kawasan Menteng Bergaya Eropa Jejak Peninggalan Kebijakan Daendals

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.