Inovasi Museum yang Mengubah Cara Kita Belajar

Kami ingin arsip tidak sekadar dokumen usang, tapi bisa bercerita melalui seni dan teknologi (Yurika)

Komunitas Jelajah  bekerja sama dengan Jejaring Museum Perguruan Tinggi Indonesia menggelar acara Road to Indonesia Museum Awards (IMA) 2025 bertajuk “Museum SERU: Implementasi Experiential Learning di Museum”. Acara ini menghadirkan praktik baik dari museum-museum inspiratif di Indonesia, termasuk Diorama Arsip Jogja dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang berbagi pengalaman dalam menghadirkan pembelajaran interaktif bagi pengunjung.

Road to Indonesia Museum Awards (IMA) 2025 (Laifah/Melipirnews)

Baca juga: Peran Museum Sebagai Penggerak Kesejahteraan Masyarakat Sekitar

Diorama Arsip Jogja: Sejarah Yogyakarta yang Hidup

Sebagai pemenang Museum Cerdas IMA 2024, Diorama Arsip Jogja membuktikan bahwa belajar sejarah tidak harus membosankan. Dengan memadukan arsip, seni, dan teknologi, museum ini berhasil menghidupkan peristiwa masa lalu.

Yurika, perwakilan museum, menjelaskan bahwa Diorama Arsip Jogja lahir dari keinginan untuk menyajikan sejarah Yogyakarta secara dinamis. “Kami ingin arsip tidak sekadar dokumen usang, tapi bisa bercerita melalui seni dan teknologi, ” terangnya.  

Salah satu inovasinya adalah penggunaan Augmented Reality (AR) untuk menggambarkan Perang Jawa. Pengunjung bisa menyaksikan lukisan kanvas yang “hidup” melalui ponsel, lengkap dengan narasi dan efek visual. Ada pula interpretasi artistik dari foto-foto bersejarah, seperti pembangunan Selokan Mataram oleh Sultan Hamengkubuwono IX, serta film animasi yang mengisahkan Gempa Jogja 2006.

Museum ini juga menata pamerannya berdasarkan periodisasi sejarah Yogyakarta, mulai dari era Mataram Kuno hingga Reformasi. Pendekatan ini memudahkan pengunjung memahami perkembangan wilayah secara kronologis.

Yang menarik, Diorama Arsip Jogja adalah hasil kolaborasi lintas generasi dan profesi—mulai dari sejarawan, seniman, hingga ahli IT. Ini bukti bahwa sejarah bisa menjadi medium yang menyatukan banyak pihak.

TMII: Aktivasi Museum dengan Konsep Fun & Interactif

Sementara itu, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) membagikan pengalamannya dalam program Museum Tebar Pesona, sebuah inisiatif untuk membuat kunjungan museum lebih interaktif. Program ini menampilkan berbagai aktivasi tematik—seperti sejarah, budaya, dan teknologi—setiap akhir pekan. 

Baca juga: Melipir Mewarnai Gerabah di Museum Benteng Vredeburg

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menawarkan beberapa kegiatan unggulan yang berhasil menarik minat pengunjung. Salah satunya adalah Museum Trail, yang mengajak pengunjung berburu petunjuk di media sosial TMII untuk mendapatkan merchandise eksklusif. Kegiatan lain yang populer adalah Bike Tour Museum, peserta bersepeda keliling museum dengan pemandu. Program ini sukses menarik sekitar 30 orang dalam sekali sesi. Selain itu, ada pula Paspor Museum yang mengajak pengunjung mengumpulkan stempel dari 12 museum di TMII dengan menyelesaikan tantangan seru. Bagi yang berhasil, hadiah menarik telah disiapkan. Program-program tersebut terbukti mampu meningkatkan antusiasme pengunjung.

Advertisement 

Selain itu, acara ini juga meluncurkan Museum Project Competition 2025, sebuah kompetisi program publik museum untuk mendorong inovasi di dunia permuseuman. Acara Road to IMA 2025 semakin menegaskan bahwa museum bukan lagi tempat kuno yang hanya berisi benda mati. Dengan sentuhan kreativitas dan teknologi, museum kini menjadi ruang belajar yang menyenangkan bagi semua kalangan.

Latifah/Melipirnews

Komentar

Populer Sepekan

Kampus Berdampak: Ketika Akademisi dan Masyarakat Bersinergi Menciptakan Solusi Nyata

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Melampaui Batas Bahasa: Strategi Jitu Menembus Media Sastra Internasional

Nestapa Pengusaha Muda Tertipu Konsultan Halal

Alih Naskah Pecenongan, Jakarta ke Panggung Imajinasi Lagu dan Komik

Menguak Misteri UFO di Malang: Ketika Intuisi dan Sains Berkolaborasi

Tak Paham Risiko, Generasi Digital Terjebak FOMO Investasi

Semenarik Apa Menjadi Pelatih Sepakbola?

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Perpaduan Budaya Penambah Eksotis Masjid Ridho Ilahi, Wilangan, Nganjuk

H.A. Mudzakir, Santri dan Seniman Langka yang Pernah Dimiliki Jepara

Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024

Melipir Mewarnai Gerabah di Museum Benteng Vredeburg

Kawasan Menteng Bergaya Eropa Jejak Peninggalan Kebijakan Daendals

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.