Dimulainya Musim Haji 2025 dan Heroiknya Perjuangan Berhaji

Mereka nyaris saja lolos berangkat seandainya tidak ada random checking dari petugas bandara setempat dengan menggunakan bahasa Tagalog

Sekarung pisang yang sudah mulai menguning yang diselingi hijau tua teronggok di emperan sebuah kantor. Karung-karung lainnya juga berisi hasil panen kebon seperti ubi dan jenis hasil bumi yang lain. Karung-karung hasil bumi itu bersisihan dengan banyak orang dengan busana muslim yang duduk berkeliling di bangku dan teras. Mereka tampak sedang menunggu, sambil bercakap-cakap satu sama lain. Mobil-mobil terparkir di halaman yang dikitari juga oleh beberapa orang yang masih terkait dengan rombongan yang duduk-duduk di teras.

Baca juga: Enam Kisah Penambal Ban Sampai ke Baitullah

Illustrasi haji (Sumber: freepik)

Itu bukanlah pasar. Bukan pula kedai kopi. Melainkan kumpulan orang yang sedang mengantar kerabatnya untuk mendaftar haji di sebuah kantor Kementerian Agama yang tidak jauh dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Sementara yang akan berangkat naik haji sibuk menyerahkan dokumen dan berkonsultasi dengan para staf di dalam kantor, para pengantarnya ini bercengkerama satu sama lain seraya menunggu proses pendaftaran itu selesai. 

Kata tuan rumah, seorang kepala seksi (kasi) haji di kantor kemenag di sebuah kabupaten itu kepada Melipirnews beberapa tahun lalu, "Ya beginilah di sini kalau orang mau daftar haji. Padahal ini baru mau mendaftar. Mereka bawa hasil kebon mereka untuk diserahkan kepada petugas di kantor. Padahal kami tidak meminta, tapi mereka membawa saja dan menyerahkan kepada kami", ujarnya. 

Lebih kelu lagi di lidah manakala si pendaftar itu harus menunggu sampai 35 tahun untuk berangkat naik haji. Antrian panjang yang tentu saja berpacu dengan usia dan kekuatan fisik. "Itulah kenyataannya. Haji bukan sekadar ritual biasa, melainkan ibadah yang mengandalkan kondisi badan yang prima. Haji juga ibadah yang sangat prestisius dan bukan sembarang orang bisa meraihnya", tambahnya. 

Secara sosial, di kawasan kabupaten itu, gelar haji juga sangat tinggi nilainya. Aneka rupa kemewahan duniawi sepertinya tidak bisa menebus tingginya nilai gelar haji. Maka tidak heran, ibadah haji menjadi perburuan masyarakat di kabupaten itu, tidak pandang lagi perhitungan kemampuan finansial dan kekuatan lainnya yang disebut dalam bahasa fiqh-nya istito'ah. Apabila pada masa pendaftaran saja sudah begitu meriahnya, tidak bisa dibayangkan lagi bagaimana saat pemberangkatan haji. Terlepas dari bukti masih kuatnya solidaritas sesama warga bangsa.

Saking inginnya segera pergi naik haji, para jamaah calon haji dari Sulawesi Selatan pernah tertangkap di bandara Filipina pada tahun 2016. Menurut laporan yang beredar, mereka telah mengeluarkan uang ratusan juta untuk dapat pergi ke baitullah hingga mempertaruhkan segalanya sampai mendapatkan pasport dan pemberangkatan dari Filipina. Mereka nyaris saja lolos berangkat seandainya tidak ada random checking dari petugas bandara setempat dengan menggunakan bahasa Tagalog. Demikian kutipan dari laporan tim peneliti dari Puslitbang Kemenag saat itu.

Awal Mei 2025 ini, musim haji di Indonesia telah dimulai. Para tamu Allah sudah bersiap untuk segera terbang ke tanah suci. Para calon haji yang tergabung dalam kelompok terbang telah mulai memasuki asrama-asrama haji. Pasti suasana haru menyelimuti setiap kerabat yang akan ditinggal selama lebih kurang empat puluh hari dengan harapan yang dilepas mendapatkan haji yang mabrur setelah kembali pulang ke rumah.

Bacca juga: Sunset, Ular, dan Tri Sandya di Tanah Lot

Asrama-asrama haji di berbagai kota juga sudah mulai sangat sibuk. Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menyampaikan, kelompok terbang pertama yang akan diberangkatkan adalah jemaah asal embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG-01). “Insya Allah JKG-01 akan menjadi kloter perdana yang akan diberangkatkan dan menjadi penanda dimulainya operasional penyelenggaraan haji 1446 H/2025 M. Kloter ini akan diberangkatkan pada pukul 00.45 WIB dengan menggunakan pesawat maskapai Garuda Indonesia (GA),” kata Hilman Latief seperti tersebutkan dalam situs Kementerian Agama, 1 Mei 2025.

Melipirnews

Komentar

Popular News

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

Melipir Mewarnai Gerabah di Museum Benteng Vredeburg

Perpaduan Ibadah, Pasar dan Donasi Membentang di Masjid Jogokaryan

Keris: Jiwa Budaya yang Tetap Berdenyut dari Masa ke Masa

Dalam Jumbo Pun, Cerita Hantu dan Makam Tak Terlewatkan

Menghidupkan Kembali Warisan Literasi dan Budaya di Padepokan Sastra Mpu Tantular

H.A. Mudzakir, Santri dan Seniman Langka yang Pernah Dimiliki Jepara

Kenduri Rupa: Perayaan Seni yang Menyatukan Ragam Ekspresi di Kota Batu

Sekolah Rakyat Diperuntukkan Bagi Kaum Miskin

Advertisements

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Perpaduan Budaya Penambah Eksotis Masjid Ridho Ilahi, Wilangan, Nganjuk

Kawasan Menteng Bergaya Eropa Jejak Peninggalan Kebijakan Daendals

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

Kontes Debat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Melipir Mewarnai Gerabah di Museum Benteng Vredeburg

Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024

Advertisement

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines


Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.