Kebiasaan Anak Muda yang Perlu Diwaspadai Kaesang dan Timnya Untuk Melenggang di Pilkada Depok

Rupanya tidak main-main partai yang mencitrakan dirinya partai anak muda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), mengusung Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Joko Widodo untuk maju menjadi calon walikota Depok pada Pilkada 2024 mendatang. Awalnya banyak yang berpikir antara iya dan tidak menyambut gebrakan PSI itu beberapa waktu lalu. Banyak orang merasa kurang mengerti pesan sebelumnya yang muncul pertama kali lewat baliho-baliho tersebar di beberapa titik saja di wilayah Kota Depok. 


Gambar video Kaesang Pangarep (Sumber: Facebook)

Baliho itu berbunyi kurang lebih, Jika PSI Menang, Kaesang Walikota Depok. Orang berpikir, sejauh mana kemampuan PSI mengusung Kaesang. Apalagi, di Depok, PSI hanya menempatkan 1 wakilnya di kursi DPRD, atas nama Oparis Simanjuntak yang mewakili wilayah daerah pemilihan Cilodong dan Tapos. Di luar PSI, sebenarnya ada juga politisi yang menyuarakan nama Kaesang, namun masih belum resmi membawa nama partainya.

Berita terbaru tentu saja mengejutkan karena justru Kaesang mengunggah video yang menyatakan kesediaannya maju menjadi Depok pertama dan juga dukungan keluarganya. Kemunculan video itu seperti pemecah misteri yang akhirnya terkuak soal keinginan Kaesang mengikuti kontes di Pilkada Depok tahun depan. Sebelumnya muncul pengakuan kurang menggigit soal foto yang diunggah PSI memang dirinyalah yang memberikannya. Ada pula tingkah lucu Kaesang saat menyampaikan pidato di sebuah acara di Tangerang yang berseloroh dalam salah satu kalimatnya sebagai latihan sambutan walikota. Selanjutnya, ucapan selamat datang berkontes di pilkada Depok kepada Kaesang perlu disampaikan.

PSI yang mengusung Kaesang ini dari awal menempatkan dirinya sebagai partainya anak muda. Jajaran pengurusnya rata-rata diisi kalangan muda. Ketua umumnya sekarang adalah juga masih tergolong muda, Giring Ganesha Djumaryo, mantan vokalis grup band Nidji. Usia partai ini pun masih tergolong muda. Ia lahir tak lama setelah gelaran Pemilu 2014, tepatnya 16 November 2014 didahului pertemuan beberapa anak muda seperti Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Isyana Bagoes Oka dan dua nama lainnya.

Kemudian PSI melakukan debut pada Pemilu 2019 dengan perolehan suara total sebesar 2.650.361 atau setara dengan 1,89 persen suara nasional. Angka itu menempatkan PSI di urutan 12 dari 16 kontestan partai politik peserta Pemilu 2019. Sayangnya, perolehannya itu masih di bawah ambang batas minimal 4 persen secara nasional untuk dapat mengirimkan wakilnya di parlemen. Kondisi ini membuat beberapa nama yang seharusnya lolos ke Senayan menjadi rontok dengan sendirinya.

Tidak terlalu jelas sebabnya, partai ini kemudian sempat diguncang prahara dengan keluarnya beberapa pengurus dan anggota. Umumnya mereka menyeberang ke partai lain. Para kader yang meninggalkan partai seperti diramaikan media antara lai seperti Tsamara Amany, Sunny Tanuwidjaja, Azmi Abubakar, Surya Tjandra, Michael Victor Sianipar, dan terakhir Rian Ernest.

Dalam situasi serba kurang pasti ini, serta perolehan suara nasional yang masih tergolong kecil, PSI cukup berhasil merayu Kaesang Pangarep untuk melaju menjadi Depok satu pada gelaran pilkada tahun depan. Keberhasilan mengambil hati keluarga Presiden Jokowi ini tentu bukan prestasi sembarangan. Sebagai partainya anak muda, gebrakan untuk membawa kemajuan bangsa perlu dimaklumi di sini amatlah kuat. Mengusung Kaesang Pangarep menjadi calon wali Kota Depok merupakan salah satu pilihan guna mencapai perubahan itu. Kebetulan Kaesang juga masih tergolong sangat muda untuk ukuran calon walikota.

Namun jamaknya aspek psikologis anak muda cukup perlu diwaspadai yang biasanya anak muda cenderung gampang berubah pikiran. Tidak semua anak muda kuat melawan arus. PSI dengan mengusung Kaesang itu seperti melawan arus besar, walaupun itu dari sesama partai berideologi nasionalis dan yang jelas-jelas memiliki jumlah kursi jauh lebih banyak ketimbang PSI di DPRD Kota Depok.

MN
Baca Juga

Komentar

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis.Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis.