Wayang yang Belum Tuntas di Museum Sonobudoyo
Selain benteng Vredeburg, Yogyakarta juga masih memiliki beberapa museum lain
 |
Dok. Melipirnews.com |
Begitu melewati pintu gerbang pemeriksaan dan masuk ke halaman dalam museum, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan sejumlah
arca batu, berjajar memanjang mengikuti arah dinding dalam pintu gerbang dan dinding luar museum. Arca-arca ini berasal dari peninggalan zaman
Hindu-Budha sejalan dengan masa pembangunan candi-candi Hindu-Budha di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.
Jika hari libur, biasanya di halaman museum ini ramai juga dengan pengunjung yang menyewa
pakaian adat Jawa lengkap. Para juru foto juga turut sibuk mengabadikan para pengunjung yang menggunakan pakaian adat Jawa lengkap seperti itu.
Menurut sejarahnya, museum ini didirikan dengan diawali dari keberadaan
Java Institute, sebuah organisasi yang beranggotakan orang-orang Eropa yang memiliki antusiasme terhadap kebudayaan Jawa. Berbekal koleksi dari berbagai wilayah di Jawa, Madura, Bali dan Lombok, Th. Karsten memprakarsai pendirian museum ini.
Pada 6 November 1935, Museum Sonobudoyo diresmikan oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan sengkalan “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha” yakni bertahun Jawa 1866. Letak persis museum berada di Jalan Trikora No. 6, tepatnya di pojok barat laut Alun-alun Utara Yogyakarta. Saat ini, pengelolaan di tangan Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
 |
Advertisement |
Museum ini mempunyai koleksi benda-benda budaya yang cukup lengkap. Sumartono, dalam artikelnya, Tata Kelola Ruang Museum Sonobudoyo dan Ruang Museum Radya Pustaka: Sebuah Perbandingan, menyebutkan dari hasil wawancaranya dengan petugas museum pada Jumat 20 Januari 2017, jumlah koleksi museum adalah 65 ribu benda dan yang dipamerkan adalah sejumlah 27 ribu benda.
Salah satu ruangan yang layak di-
explore yakni ruang untuk memajang aneka perkakas dan atribut wayang. Ruang-ruang tersebut dinamai Ruang Wayang 1 dan Ruang wayang 2. Beberapa jenis wayang dipamerkan di dua ruang ini, tetapi yang paling memakan tempat adalah koleksi seperangkat lengkap
wayang kulit gaya Yogyakarta. Wayang-wayang tersebut dipajang di dalam vitrin memanjang dan pada bagian tengahnya terdapat bentuk wayang gunungan atau kayon. Jenis wayang lain yang dipamerkan di dalam ruang wayang adalah wayang Gedhog, wayang wali, wayang Dupara, wayang Kancil, dan wayang Bali.
Mungkin pengunjung yang lebih akrab menonton potongan pementasan wayang dari YouTube akan bertanya-tanya, entah di mana lokasi yang memajang kisah perdalangan para dalang kondang yang pernah ada di museum ini. Mungkin pertanyaan itu belum akan dapat jawaban.
Di dalam ruangan wayang ini, hanya sedikit informasi wayang kekinian. Terpampang jelas bahwa seni wayang dipopulerkan oleh Sultan HB ke-empat. Artinya, istana-lah yang merintis kesenian rakyat yang bersumber dari epos
Ramayana dan Mahabharata ini, sebelum lepas-liar ke pelosok-pelosok kota dan desa.
Andaikata dikhususkan
gagrak Yogyakarta, pengunjung mungkin berharap terpajang juga kisah hidup para dalang kondang seperti Ki Timbul Hadiprayitno, Ki Hadi Sugito,
Ki Seno Nugroho dan lain-lain. Durna, Sengkuni, Citraksi, Durmogati, Werkudara, Baladewa, Hanoman dan para punakawan Semar sekeluarga begitu hidup dimainkan lewat suara dan tangan para dalang ini. Ditambah lagi Togog dan Mbelung. Belum lagi kalau misalnya ada sejarah sabetan dan unsur-unsur baru perkembangan gamelan. Pastinya akan lebih seru.
 |
Dok. Melipirnews.com |
Akan sama juga hasilnya apabila pengunjung berharap menemukan para pendukung pementasan wayang, utamanya wayang kulit. Pasalnya, belum juga terpampang sejarah para pengrawit, sinden dan rekor-rekor dunia perdalangan yang pernah ada. Padahal pertunjukan wayang tergantung pada semua unsur itu. Termasuk peran Ki Narto Sabdo, yang dikenal seniman komplet, dan pengaruhnya pada perdalangan Solo dan Yogyakarta, juga belum ditampakkan. Mungkin memang bukan di museum ini, di museum wayang "gagrak" Jogja ini.
Sementara terdengar informasi dari beberapa sumber, Ki Anom Suroto, seorang dalam kondang penerus Ki Narto Sabdo, dan dalang lain tetap setia dengan gagrak Solo-nya. Mungkin akan menambah kelengkapan lagi kalau misalnya ternyata ada kolaborasi antara kraton dan pendidikan formal pedalangan dalam hal pembakuan pakem wayang.
Melipirnews
Populer Sepekan
Mie ayam , lumpia , siomay , hingga nasi tim ayam —bukan sekadar makanan favorit masyarakat Indonesia, tapi juga cerminan dari jejak panjang warisan budaya Tionghoa yang terus hidup di tengah kehidupan sehari-hari. Keberadaan kuliner-kuliner ini tidak pernah benar-benar terlupakan, justru menjadi pengingat akan pertemuan budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad. Inilah yang menjadi fokus dalam seminar daring bertajuk Chinese Indonesian Heritage : Menyelami Warisan Kuliner sebagai Identitas dan Memori Kolektif, yang digelar pada 5 Juli oleh tim riset Diaspora Erfgoed in Beweging . Dok. Istimewa Tiga pembicara utama— Amorisa Wiratri , Johannes Widodo , dan Lilawati Kurnia —mengupas dari berbagai sisi tentang bagaimana makanan bisa jadi lebih dari sekadar asupan gizi: ia adalah warisan budaya, ekspresi identitas, dan kenangan kolektif yang terus hidup dari generasi ke generasi. Dari Dapur ke Jejak Sejarah Amorisa Wiratri, peneliti dari BRIN dan Asia Research Ins...
Tidak semua daerah di Indonesia memiliki banyak setu seperti Kota Depok Bagi warga Depok, keberadaan dua puluh lebih setu baik yang masih aktif maupun yang sudah beralih fungsi tentu menjadi kebanggaan tersendiri. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki banyak setu seperti Kota Depok. Memang setu di Depok tidak ada yang bisa menyamai besarnya maupun manfaatnya Waduk Jatiluhur di Purwakarta . Namun begitu, warga Depok dan sekitarnya tentu sudah bisa merasakan manfaat keberadaan setu-setu tersebut. Paling gampang dilihat, setu bisa berfungsi sebagai wisata air dengan menyajikan beragam wahana wisata air, mulai sepeda air , kapal dayung , jogging track di sisi setu, serta permainan yang lain. Pada hari libur, sontak biasanya warga berbondong-bondong dengan mengikutsertakan anak-anak kecil menikmati wisata air di setu-setu tersebut. Baca juga: Penyebab Banjir, Gubernur Dedi: Akibat Pembangunan, Pusat: Curah Hujan Dilihat dari sisi kepariwisataan, hampir di setiap setu yang masih aktif...
......semua hadir dalam Hikayat Sultan Taburat , salah satu naskah kuno yang disalin di kawasan Pecenongan, Jakarta , akhir abad ke-19 Seekor kuda sakti jelmaan makhluk gaib, perempuan menyamar sebagai prajurit demi cinta, hingga pertempuran dahsyat antara jin, dewa, dan manusia—semua hadir dalam Hikayat Sultan Taburat, salah satu naskah kuno yang disalin di kawasan Pecenongan, Jakarta, akhir abad ke-19. Kini, naskah penuh fantasi itu hidup kembali melalui berbagai upaya alih media, dari lagu hingga motif batik. Tangkapan layar seminar (zoom) Kisah penuh liku yang tersimpan dalam naskah ML 183D menjadi sorotan utama dalam diskusi bertajuk “ Naskah Pecenongan untuk Warga Jakarta: Alih Media sebagai Sarana Pelestarian Pengetahuan dan Sejarah.” Dalam paparannya, filolog Universitas Indonesia, Dr. Rias Antho Rahmi , menyebut bahwa naskah ini secara eksplisit ditulis "untuk kesukaan anak muda-muda" oleh penyalin sekaligus pengarangnya, Muhammad Bakir . “Kisah ini mengandung unsu...
Masih bingung menentukan destinasi kunjungan untuk merelaksasi pikiran sambil menimba pengetahuan? Langit di atas Chiang Mai pada 5-6 November 2025 nanti bisa menjadi salah satu pilihan. Dua hari itu Chiang Mai nanti akan merayakan festival Yi Peng . Selama perayaan ini, Chiang Mai akan menjelma menjadi kota gemerlap cahaya. Pengunjung dapat menyaksikan ribuan lentera melayang anggun ke angkasa, menciptakan suasana bak mimpi yang terasa meriah sekaligus tenteram. Yi Peng Festival (Sumber: Freepik.com) Seperti yang sudah berlalu, di momen istimewa ini, jalanan dan vihara-vihara di Chiang Mai dihiasi lentera dan lampion warna-warni. Pertunjukan budaya, musik dan tarian tradisional, serta parade meriah meramaikan suasana kota. Berbagai vihara menyelenggarakan upacara-upacara serta bakti sosial. Penduduk setempat biasanya mempersembahkan doa dan makanan, sesuatu yang dapat disaksikan atau bahkan diikuti oleh pengunjung dengan penuh hormat. Yi Peng Bermakna Pelepasan Nasib Buru...
Dari Panel Surya hingga Es Krim Sawi: Kisah Nyata Kampus yang Menyatu dengan Masyarakat Dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan Universitas Ma Chung (29/7), Sufiyanto , Dosen Teknik Mesin Universitas Merdeka Malang , memaparkan konsep inspiratif tentang peran kampus dalam membangun masyarakat. Papernya yang berjudul "Penguatan Tradisi Akademik Kampus untuk Mewujudkan Kampus Berdampak bagi Masyarakat" bukan sekadar wacana, melainkan bukti nyata bagaimana dunia akademik bisa menyentuh kehidupan riil masyarakat. Salindia Presentasi Sufianto Gagasan utama yang diusung Sufiyanto sederhana namun powerful: kampus harus keluar dari menara gadingnya. Pengabdian masyarakat bukan lagi kegiatan sampingan, melainkan jantung dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terintegrasi dengan penelitian dan pengajaran. "Ini tentang menciptakan siklus berkelanjutan," ujarnya. Sufiyanto menekankan bahwa riset kampus harus lahir dari problematika riil masyarakat. Ia mencontohkan inovasi...
Apa sebenarnya " sastra Indonesia "? Selama ini, definisinya kerap dibatasi sebagai karya sastra bermedium bahasa Indonesia. Namun, dalam acara Fiction Submissions in Foreign Litmags yang digelar di Kafe Pustaka Malang , Sabtu (26/7), Damhuri Muhammad —cerpenis, esais, dan pendiri Porch Literary Magazine —mengajak audiens merefleksikan ulang batasan itu. Bagaimana jika sastra Indonesia justru menemukan ruang barunya melalui bahasa Inggris ? Bagaimana peran sastrawan yang menulis langsung dalam bahasa asing, terutama Inggris, dalam memperkenalkan keindonesiaan dan keasiatenggaraan di panggung global? Damhuri Mohammad (Latifah/Melipirnews) Merangkul Bahasa Inggris, Merawat Keindonesiaan Damhuri Muhammad, yang karyanya terbit di The Daily Star , Mekong Review , hingga The Pine Cone Review , memulai diskusi dengan pertanyaan provokatif: "Apakah sastra Indonesia harus selalu berbahasa Indonesia?" Menurutnya, dalam ekosistem sastra global, bahasa Inggris menjadi "je...
Awalnya, ia memang sangat ingin mendapatkan sertifikat halal untuk produk usahanya Usianya masih sangat muda. Belum genap 30 tahun. Badannya pun tampak sangat sehat. Namun di ujung senja itu tiba-tiba wajahnya tertunduk lesu. Keriangan tiba-tiba meredup dari paras wajahnya. Situasi ini terjadi saat cerita menyedihkan meluncur dari bibirnya. Ilustrasi pedagang di pasar tradisional (Freepik.com) Awal Juli 2025, ia baru saja kehilangan jutaan rupiah yang ditranfer kepada seseorang yang semula dipercaya dan diseganinya. Orang ini menjanjikan pengurusan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Selembar kartu nama yang tertera nama dan jabatan konsultan halal , ia begitu percaya saja sama si konsultan tersebut. Hari demi hari dan bulan pun berganti. Harapan tinggal harapan. Tanpa daya, ia baru sadari bahwa permintaan transfer uang berkali-kali itu ternyata ia serahkan pada si penipu yang mengaku konsultan halal. Baca juga: Komunitas Agama Glo...
Ia juga mengungkapkan fenomena FOMO (fear of missing out) yang mendorong generasi muda membuka akun investasi hanya karena ikut-ikutan influencer Di tengah derasnya arus transformasi digital, Universitas Ma Chung, Malang , menghadirkan sebuah forum gagasan dan kolaborasi melalui Seminar Nasional 2025 bertajuk “ The Power of Collective Impact: The Synergy of Innovation, AI, and Digital Economy for Social Empowerment ” pada 29 Juli 2025. Menghadirkan para pemangku kebijakan dan pelaku industri, acara ini menjadi panggung penting untuk membahas tantangan dan peluang dari perkembangan teknologi terhadap pemberdayaan sosial di Indonesia. Seminar Nasional Universitas Ma Chung, Malang, 29 Juli 2025 (Latifah/Melipirnews) Tantangan Besar Dunia Digital Salah satu topik hangat yang dibahas adalah bagaimana perpajakan menghadapi kompleksitas transaksi digital dan penggunaan kecerdasan buatan. Marihot dari Direktorat Jenderal Pajak menyoroti kesulitan utama dalam pemajakan ekonomi digital: “Tanta...
ARTIKEL FAVORIT PEMBACA
Tidak semua daerah di Indonesia memiliki banyak setu seperti Kota Depok Bagi warga Depok, keberadaan dua puluh lebih setu baik yang masih aktif maupun yang sudah beralih fungsi tentu menjadi kebanggaan tersendiri. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki banyak setu seperti Kota Depok. Memang setu di Depok tidak ada yang bisa menyamai besarnya maupun manfaatnya Waduk Jatiluhur di Purwakarta . Namun begitu, warga Depok dan sekitarnya tentu sudah bisa merasakan manfaat keberadaan setu-setu tersebut. Paling gampang dilihat, setu bisa berfungsi sebagai wisata air dengan menyajikan beragam wahana wisata air, mulai sepeda air , kapal dayung , jogging track di sisi setu, serta permainan yang lain. Pada hari libur, sontak biasanya warga berbondong-bondong dengan mengikutsertakan anak-anak kecil menikmati wisata air di setu-setu tersebut. Baca juga: Penyebab Banjir, Gubernur Dedi: Akibat Pembangunan, Pusat: Curah Hujan Dilihat dari sisi kepariwisataan, hampir di setiap setu yang masih aktif...
Begitulah, timun suri lebih dekat kekerabatannya dengan melon . Ketimbang melon suri , nama timun suri lebih terbiasa dan terlanjur digunakan Bulan puasa tiba, saatnya umat Islam menanam banyak kebajikan. Memperbaiki diri serta peduli pada sesama menjadi anjuran mulia yang dikumandangkan dari mimbar-mimbar ceramah. Namun, tak lengkap jika tanpa memotret fenomena bulan puasa di pinggiran jalan, khususnya yang umum dijumpai di wilayah Jabodetabek . Tak lain adalah para penjaja timun suri yang tiba-tiba saja berada di banyak tempat. Dok. Kompas.com Dilansir dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) , sekilas buah ini memiliki kemiripan dengan timun. Timun yang dalam bahasa ilmiah disebut sebagai Cucumis sativus yang termasuk dalam keluarga labu-labuan ( Cucurbitaceae ) memiliki ciri-ciri umum seperti yang dimiliki oleh tanaman anggota keluarga labu-labuan lainnya seperti melon ( Cucumis melo ), yakni pada batangnya berupa herbaceous (herba) yang penuh klorofil sehingga warnan...
Ia amat fasih berbahasa Mandarin. Dengan kemampuannya itu, ia bisa dengan mudah diterima masyarakat lokal yang dijumpainya Jagad medsos Indonesia beberapa tahun belakangan diramaikan oleh salah satu vlogger atau youtuber yang mengetengahkan konten berbau Indonesia di negeri Tiongkok. Namanya Rudy Chen . Menurut pengakuannya, vlogger ini berasal dari Medan . Vlogger Rudy Chen Ia amat fasih berbahasa Mandarin. Dengan kemampuannya itu, ia bisa dengan mudah diterima masyarakat lokal yang dijumpainya. Ia juga tidak kesulitan menggali kehidupan orang-orang Tiongkok yang terkait dengan Indonesia. Baca juga: Masjid Kubah Emas; Tempat Transit Yang Dulu Dipandang Ironi Postingan terkininya mengungkap kehidupan umat Islam di Kecamatan Shadian , Kabupaten Gejiu , Provinsi Yunnan , Republik Rakyat China . Rudy Chen mengabarkan tentang jumlah populasi Muslim di Kecamatan Shadian mencapai 90 persen dari total sekitar 20 ribu jiwa. Mayoritas mereka berlatar suku Hui . Dalam laporannya...
Judi online terus menawarkan berbagai macam permainan agar si pemain judi tidak merasa bosan Belum berselang lama, sebuah video viral di publik yang memperlihatkan anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP , Cinta Mega bermain game di tabletnya saat rapat paripurna. Netizen ramai mengomentari video yang beredar, diduga game yang dimainkan oleh Cinta Mega adalah judi slot. Anggota dewan ini sempat mengelak dan menyebut hanya memainkan game Candy Crush . Pengelakan ini memancing reaksi keras dari kalangan gamer kekinian khususnya kalangan muda. Viral bantahan netizen permainan yang ditampilkan di tablet Cinta Mega bukanlah sekadar game biasa. Buntut perbuatan tidak pantasnya itu, Cinta Mega diputuskan dalam rapat pleno PDIP DKI Jakarta, dipecat dari DPRD DKI dan dilakukan pergantian antar-waktu (PAW). Kepastian tersebut disampaikan oleh Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Widjaja (Selasa, 27 Juli 2023). Baca juga: Susah-Susah Gampang Bermitra dengan Agensi Iklan Digital Perju...
Istilah gambus sering kita jumpai dan kita dengar. Umumnya kata gambus yang kita ketahui adalah suatu instrumental khas budaya Timur Tengah. Namun arti dari kata gambus itu cukuplah luas, dan mencakup aspek-aspek kebudayaan yang ada di Indonesia. Banyak orang mengira bahwa tarian gambus merupakan ciri khas dari kaum yahudi, namun pada dasarnya gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Salah satu pementasan gambus (dok. Muhammad Ismail ) Paling sedikit, gitar gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Ditambah alat musik lain seperti biola, gendang, tabla dan seruling. Ia dimainkan sambil diiringi gendang. Jadilah ia sebuah orkes yang memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja. Orkes gambus mengiringi tari Zapin dan Tari Jepen yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah, sedangkan tema liriknya adalah keagamaan. Di TVRI da...
Haji Masagung , pendiri Gunung Agung yang mendirikan toko buku di kawasan Kwitang dan tidak jauh dari Tugu Tani , Menteng , Jakarta Pusat terkesan dengan kaligrafi Mudzakir dan keduanya pun akhirnya berteman akrab Jika melewati Jalan Pemuda Jepara , Jawa Tengah , di tepi jalan terpampang rumah dengan model seperti di negeri-negeri dongeng. Ramai dengan menara-menara bulat menjulang. Di situlah saksi bisu ketangguhan seni ukir kayu Jepara berada. Khususnya seni ukir kaligrafi Alquran . Produk kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan model-model lembaran maupun gebyok berdiri kokoh yang terpahatkan lafad-lafad dan ayat-ayat Alquran dari kediaman ini telah mewarnai kebangkitan dunia santri di masa Orde Baru . Haji Masagung, pendiri Gunung Agung yang mendirikan toko buku di kawasan Kwitang dan tidak jauh dari Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat, terkesan dengan ukiran kaligrafi produk dari rumah ini. Di toko buku yang pernah sangat terkenal pada jamannya itu, disedia...
Tampak dari kejauhan, keunikan masjid ini jelas terlihat dengan nuansa tersendiri, tepatnya perpaduan unsur Eropa dan Timur Tengahnya Selagi mengadakan perjalanan jauh, lokasi istirahat untuk melepaskan penat walau barang sejenak akibat duduk di kabin kendaraan maupun di atas jok sepeda motor cukup lama, sangatlah dicari. Apalagi jika tempat istirahat itu sekaligus merupakan sarana ibadah dan dilengkapi toilet/kamar mandi. Nuansa unik terkadang justru dijumpai pada lokasi istirahat seperti ini yang menampakkan sebuah keunikan dan keunikannya jarang dijumpai di tempat lain. Bagian serambi Masjid Ridho Ilahi , Wilangan, Nganjuk (Melipirnews.com) Cerita seperti inilah yang barangkali cocok untuk menggambarkan reportase singkat saat di perjalanan untuk berlebaran tahun 2024, tatkala mampir beristirahat di masjid Ridho Ilahi yang terletak di Desa Ngudikan , Kecamatan Wilangan , Kabupaten Nganjuk , Provinsi Jawa Timur . Tampak dari kejauhan, keunikan masjid ini jelas terlihat dengan nuansa...
“ Pariwisata lebih diutamakan, padahal yang seharusnya didahulukan adalah pelestarian ,” ujar Daud. Borobudur , mahakarya warisan dunia yang membanggakan Indonesia , kembali menjadi pusat perbincangan. Kali ini, sorotan tertuju pada pengelolaannya yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 101 Tahun 2024. Melalui kegiatan Sekolah Kehidupan Borobudur , Warung Info Jagad Cleguk menyelenggarakan diskusi online via Zoom pada 9 Maret 2025 dengan tema “Dilema Persoalan Pengelolaan Borobudur, Menyoroti Perpres 101 Tahun 2024”. Acara ini bertujuan untuk menggali berbagai perspektif guna melengkapi penulisan buku terbitan Warung Info Jagad Cleguk sekaligus memberikan masukan konstruktif kepada para stake holder. Baca juga: Sunset, Ular, dan Tri Sandya di Tanah Lot Candi Borobudur (Sumber: freepik.com) Perpres 101 Tahun 2024: Antara Harapan dan Tantangan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 101 Tahun 2024 tentang Tata Kelola Kawasan Borobudur...
Lokasi mewarnai gerabah ini berada di teras gedung diorama 2 Melipir ke Yogyakarta tanpa mengunjungi Museum Benteng Vredeburg rasanya kurang lengkap. Setelah ditutup untuk umum karena proses renovasi tahun lalu, kini museum sudah bisa dikunjungi kembali. Mewarnai gerabah di teras gedung diorama 2 Museum Vredeburg ( Melipirnews ) Baca juga: Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024 Masih mengandalkan 4 gedung utama yang menyajikan sejarah memperjuangkan kemerdekaan tahun 1945 dan mempertahankannya, terkait khusus peristiwa bersejarah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya, pengunjung dapat pula merasakan nuansa yang lain, yakni kesenian. Advertisement Pengunjung akan diajak menikmati seni musik. Sambutan selamat datang dihadirkan dengan kelembutan alunan musik klasik. Mereka berasal dari sebuah sekolah musik di Yogyakarta. Selain ditampilkan kuarter anak-anak muda yang piawai dalam alat musik gesek yang menyajikan l...
Membayangkan keelokan kawasan Menteng di wilayah Jakarta pada masanya, mungkin mengundang tanya. Bagaimana bisa berdiri kawasan hunian yang tertata sedemikian teratur dengan tipe rumah-rumah besar yang bergaya mirip hunian orang-orang Eropa itu? Walaupun hunian yang demikian tertata rapi masa kini bukan hanya kawasan Menteng saja, namun pengembangan kawasan hunian Menteng ini memberi jejak kawasan hunian modern yang tergolong pertama yang pernah ada di Indonesia pada masanya. B oy Lawson / Collectie NMvWereldculturen , 1971 ( www.worldgardencities.com) Jawaban dari pertanyaan itu kiranya disediakan oleh Mary Corbin Sies dan timnya dalam buku yang berjudul, Iconic Planned Communities and the Challenge of Change , terbit tahun 2019 oleh penerbit University of Pennsylvania Press . Dalam buku tersebut, tersedia satu bab yang khusus mengupas tentang seluk beluk perencanaan hingga perkembangan kawasan hunian Menteng. Bab itu berjudul, Menteng: Heritage of Planned Community in Southe...
Kirimkan Artikel Terbaik Anda
Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.
Komentar
Posting Komentar