Harapan Kaum Muda Terhadap Forum Kerukunan Di Daerahnya

Meski sadar belum waktunya, ternyata harapan anak muda seperti yang ditunjukkan Robert (bukan nama sebenarnya) sangat jelas. Dirinya yang kebetulan seorang guru agama serta juga seorang penyuluh agama di lingkungan Kementerian agama di daerahnya, sebuah daerah di propinsi paling timur Indonesia, sangat ingin terlibat dan berkiprah dalam forum kerukunan yang telah ada di daerahnya. Ya, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Ilustasi keberagaman 


Kebetulan daerah tempat ia tinggal sangat heterogen. Begitu juga secara jumlah umat tidak jauh berbeda. Memang di jalanan utama di daerahnya, sangat jelas bangunan rumah ibadah antara lain masjid dan gereja berdiri bergantian di pinggir jalan. Hal ini menandakan jumlah umat agama yang relatif berimbang antara satu agama dengan agama lainnya.

Robert sebenarnya sudah cukup lama menyimpan jengah. Tidak lain karena tuduhan dan stereotip yang berkembang terhadap satu kelompok agama kepada kelompok lainnya. Saling tuduh dalam ujaran sehari-hari itu tidak menyenangkannya. Termasuk ia tak senang rekan seagamanya membuat tuduhan dan stereotip terhadap penganut agama lainnya.

Salah satu isu yang membuatnya terus dihantui pikiran tak tentu adalah kabar penolakan umat Islam terhadap pemberian makanan dari kelompok agamanya. Ia pun mencari cara untuk membuktikan ketidakbenaran isu itu dan sekaligus membalikkan semua tuduhan itu. Lantas pada suatu sore di bulan Ramadhan beberapa tahun lalu, ia bersama kelompok muda dari gerejanya melakukan aksi penyediaan makanan takjil di beberapa titik perempatan jalan utama di kotanya. Di luar tuduhan-tuduhan yang berseliweran itu, ternyata makanan takjil yang dibagikan itu dapat diterima dengan baik oleh pengendara yang sedang berpuasa. Persediaan makanan takjil itu bahkan sampai habis. Dari situ ia memiliki pengetahuan baru bahwa isu penolakan makanan itu sama sekali tidak benar.

Sayangnya ia dan kawan-kawannya hanya bekerja sendiri dalam upaya membongkar tuduhan dan stereotip itu. Ia membayangkan seandainya lembaga seperti FKUB di daerahnya juga turun tangan dalam usaha meruntuhkan tembok-tembok penghalang relasi antarumat beragama di daerahnya yang dibangun dengan pondasi tuduhan miring dan saling curiga itu.



Sampai saat itu, harapannya terhadap FKUB di daerahnya itu belum terwujud. Apa yang didengarnya justru seputar hal yang tidak terkait dengan program mewujudkan kerukunan di daerahnya. Salah satu informasi yang didengarnya tentang FKUB daerahnya yaitu pengurusnya sebagian besar kalangan yang sudah berumur.

MN
Baca Juga

Komentar

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis.Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis.