Mengenang Belimbing Dewa Khas Depok

Sebagian pembaca tentu masih ingat bukan, buah belimbing dan Depok pernah begitu dekatnya? Iya, tepatnya di era walikota Nur Mahmudi Ismail. Politisi dan juga mantan guru besar bidang pangan dari IPB ini pernah mempopulerkan Kota Depok sebagai Kota Belimbing. 


Bagaimana sih ceritanya saat itu belimbing dijadikan ikon kota ini? Wibowo dkk dalam artikelnya yang berjudul, Pemberdayaan Masyarakat dalam Agrowisata Belimbing Dewa di Kelurahan Pasir Putih Depok, yang dimuat di Tourism Scientific Journal 1 (1), 61-84, 2015 menjelaskan, di tahun 2008, belimbing Dewa Depok berhasil menjadi juara dunia dalam kontes internasional di Singapura sebagai belimbing terbesar dan terberat di dunia, menyisihkan belimbing asal Australia, Belanda, dan Malaysia, dengan berat mencapai 8,6 ons per buah.

Tak lama kemudian, Kelurahan Pasir Putih ditetapkan oleh Pemkot Depok sebagai lokasi primatani dan kawasan model agrowisata belimbing. Patung buah belimbing pun dibangun di kelurahan ini yang letaknya tidak jauh dari kompleks perumahan Sawangan Permai. Dengan membangun Kelurahan Pasir Putih sebagai Lokasi Primatani Belimbing Dewa, Pemkot Depok berharap kawasan ini menjadi pusat pengembangan budidaya tanaman belimbing dewa, karena varietas belimbing ini dinilai adalah yang terbaik di Nusantara dan dunia. 

Ditambah lagi, keunggulan belimbing ini yang menambah yakin Pemkot Depok waktu itu, warnanya yang khas yakni kuning kemerahan, ukurannya cukup besar (150 gram 350 gram per buah), serta rasanya manis dan segar. Pada saat itu, varietas belimbing Dewa ini pun banyak dibudidayakan masyarakat Depok di enam kecamatan yaitu Sawangan, Pancoran Mas, Sukmajaya, Cimanggis, Limo dan Beji. Publik nasional pun disuguhi informasi belimbing dewa ini dan kelebihan-kelebihannya sehingga pantas menjadi ikon kota.

Saat belimbing dikeramatkan oleh Pemkot Depok saat itu, secara bersamaan dorongan untuk meningkatkan daya saing setiap daerah sangat kuat, terutama dari pusat. Daerah-daerah dituntut menunjukkan keunggulan produk daerahnya. Maka tak berlebihan bila buah belimbing pun ditangkap dan dijadikan produk unggulan oleh Pemkot Depok.

Namun terlepas dari prestasi yang telah dicapai oleh belimbing Dewa sebagai varietas terbaik  dan usaha pemkot Depok dalam membenahi dan memfasilitasi Kelurahan Pasir Putih sebagai sentra primatani agrowisata sejak tahun 2007, sayangnya ekosistemnya belum mendukung. Antara lain tidak berfungsinya koperasi atau Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) sebagai penyalur hasil panen para petani dan juga tidak berfungsinya pabrik pengolahan belimbing jus dan sirup di Kelurahan Pasir Putih. 

Perlahan, belimbing mulai ditinggalkan. Pemkot Depok sudah tak segencar dulu lagi mendukung belimbing Dewa. Kini, buah belimbing Dewa pun tidak dapat dengan mudah ditemui seperti dulu lagi. 

Melipir News 
Baca Juga

Komentar

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis.Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis.