Disiplin Di Angkasa Diselingi Pantun Ala Hanafi Herlim

Pernahkah kalian mendengar pantun saat menumpang di pesawat terbang? 

Pantun-pantun jenaka yang menghibur dan memecah kebosanan penerbangan itu ternyata datang dari seorang pilot senior yang juga dikenal dengan kreativitasnya dalam berpantun. Ya, sosok di balik pantun-pantun kreatif itu adalah Hanafi Herlim.

Hanafi Herlim (Sumber: Youtube)


Pada 30 Januari 2025, Hanafi Herlim hadir di Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam sebuah talkshow bertema "Membangun Karakter Disiplin dan Leadership Generasi Muda". Acara yang inspiratif ini menarik perhatian civitas akademika UPI, serta peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, baik secara langsung maupun daring.

Baca juga: Pak Ogah Menjadi Korban Kapital dan Keterancaman Kesehatan Mental  

Talkshow dimulai dengan cerita menarik dari Hanafi Herlim yang menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan. Menjadi pilot bukan hanya tentang mengendalikan pesawat, tetapi juga tentang memiliki disiplin tinggi. Dalam dunia penerbangan, sedikit saja kesalahan bisa berakibat fatal. Keputusan harus cepat dan tepat. Disiplin, menurutnya, bukan hanya soal mengikuti aturan, tetapi tentang komitmen dan tanggung jawab terhadap keselamatan banyak orang.

Namun, disiplin yang dimilikinya tak pernah menghalangi kreativitas dan inovasi. Hanafi yang juga seorang influencer di media sosial ini membuktikan bahwa meskipun hidup di dunia yang penuh dengan aturan ketat, ia tetap bisa berkreasi. Salah satunya dengan membuat pantun yang sering ia sampaikan kepada penumpang sebagai cara untuk menghangatkan suasana di dalam pesawat. Pantun itu seperti sebuah penyegaran, sekaligus membuktikan bahwa disiplin itu bukan kaku. Disiplin bisa berjalan seiring dengan kreativitas. Tak lupa, ia pun berbagi beberapa pantun jenaka yang selalu berhasil memecah kebosanan penumpang.

Hanafi juga berbicara mengenai kepemimpinan, mengungkapkan bahwa seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan tegas dalam situasi yang penuh tekanan. Dalam dunia penerbangan, misalnya, seorang pilot harus memimpin tim dan memastikan segala sesuatunya berjalan lancar dari awal hingga akhir penerbangan.

Selain itu, Hanafi mengajak peserta untuk merefleksikan bagaimana mereka dapat mengaplikasikan disiplin dan kepemimpinan dalam kehidupan mereka sendiri. Ia mengingatkan bahwa menjadi seorang pilot bukanlah perjalanan mudah. Seorang calon pilot harus melewati seleksi ketat dan proses pendidikan yang panjang, sehingga karakter menjadi faktor penentu utama.

Dengan bukunya, “The Last Flight Pilot”, Hanafi yang berisi berbagai cerita dan pelajaran hidup, acara ini semakin terasa inspiratif. Buku tersebut bukan hanya memberikan wawasan tentang dunia penerbangan, tetapi juga mengajarkan bagaimana karakter yang kuat, disiplin, dan kepemimpinan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di dunia pendidikan, maupun dunia kerja.

Di bagian akhir paparannya, Hanafi Herlim menunjukkan bahwa disiplin bukanlah hal yang membosankan atau kaku. Sebaliknya, disiplin bisa berdampingan dengan kreativitas dan inovasi, seperti yang ia tunjukkan melalui pantun-pantunnya yang menghibur dan penuh makna. Dari cerita hidupnya, para peserta diajak untuk menyadari pentingnya nilai-nilai tersebut dalam meraih kesuksesan, baik di dunia pendidikan maupun dunia profesional.

Dalam sambutannya, Kepala UPT Museum Pendidikan Nasional, Leli Yulifar, menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari program publik yang bertujuan memperkuat peran museum dalam pembentukan karakter dan menjadikannya sebagai ruang terbuka untuk kunjungan serta diskusi bagi masyarakat.

"Salah satunya adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya karakter, disiplin, dan kepemimpinan bagi generasi muda. Dengan menampilkan pengalaman lebih dari empat dekade di dunia penerbangan Captain Hanafi, kita dapat melihat menjadi contoh nyata bahwa pembentukan karakter adalah kunci dalam membangun masa depan yang lebih baik", paparnya.

Baca juga: Universitas Indonesia (UI) Milik Depok Atau Jakarta, Sih?  

Rektor UPI, Solehuddin, menambahkan, disiplin bukan hanya tentang mengikuti aturan, tetapi tentang komitmen terhadap nilai-nilai yang diyakini sebagai kebaikan. Karena itu, seorang pemimpin harus punya pengetahuan.

MN (Latifah, Malang, Jawa timur)

 

Latest
First

Komentar

Popular News

Kembalinya Roxette Ke Pentas Musik Dunia

Seni, Bahasa, dan Dialog Antariman: Tiga Jalan Menuju Inklusivitas Beragama di Indonesia

Menelusuri Jejak Sejarah Kota Malang Lewat Tur Jelajah Klodjian

Penjaja Soto Dikriminalisasi dan Sekaligus Dirindukan Kolonial

Menyusuri 125 Tahun Dedikasi Ursulin dalam Pendidikan di Malang

Inovasi Museum yang Mengubah Cara Kita Belajar

Kehidupan di Wilayah Perbatasan Tak Seindah Pos Perbatasan

Dimulainya Musim Haji 2025 dan Heroiknya Perjuangan Berhaji

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

Haji dalam Sastra Indonesia: Kisah Transformasi Jiwa dan Masyarakat

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

H.A. Mudzakir, Santri dan Seniman Langka yang Pernah Dimiliki Jepara

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

Melipir Mewarnai Gerabah di Museum Benteng Vredeburg

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Menyusuri 125 Tahun Dedikasi Ursulin dalam Pendidikan di Malang

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Keris: Jiwa Budaya yang Tetap Berdenyut dari Masa ke Masa

Dimulainya Musim Haji 2025 dan Heroiknya Perjuangan Berhaji

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.