Kosmopolitannya Kawasan Megamas dan Sekitarnya

Kawasan Megamas dibangun di atas lahan hasil reklamasi. Sebelumnya berupa kawasan pantai yang diurug untuk dijadikan lahan yang otomatis mengubah wilayah pantai menjadi sebuah wilayah daratan
Di luar pembicaraan tentang globalisasi yang biasanya erat dikaitkan dengan kapitalisme dan konsumerisme, kebutuhan nyata akan kenyamanan hidup sehari-hari mungkin saja lebih mendesak untuk dipenuhi. Apalagi dalam suasana demografi masyarakat yang plural. Pada situasi seperti ini, mungkin banyak orang membayangkan bagaimana hidup dan melangkah dalam kehidupan tanpa mengurangi sedikitpun identitas diri di tengah keragaman yang ada. Nah, konsep kosmopolitanisme barangkali salah satu jawaban.



Mengambil salah satu saja literatur kosmopolitanisme, konsep ini diartikan sebagai all human beings as linked by their membership in a shared cosmos without fearing of losing their identity. In becoming a cosmopolitan, we need a new understanding of the self (Jason D. Hill, Becoming a cosmopolitan: What it means to be a human being in the new millennium, 2011). Bilamana diartikan secara bebas, semua manusia terkait satu sama lain berbagi satu dunia yang sama tanpa kehilangan sedikitpun identitas dirinya. Di sinilah identitas diri perlu terus menerus disesuaikan karena sifatnya yang lentur.

Kawasan Megamas di Manado, Sulawesi Utara bisa jadi salah satu bukti berjalannya konsep kosmopolitanisme itu. Semua orang tanpa harus kehilangan identitas dirinya, dapat hidup bersama di kawasan ini dan sekitarnya.

Kawasan Megamas dibangun di atas lahan hasil reklamasi. Sebelumnya berupa kawasan pantai yang diurug untuk dijadikan lahan yang otomatis mengubah wilayah pantai menjadi sebuah wilayah daratan. Kawasan komplek niaga Megamas berdiri di atas lahan hasil reklamasi pantai seluas 36 Ha, yang dibangun dan kemudian dikembangkan oleh PT. Megasurya Nusalestari. Tercatat, proses reklamasi sendiri dimulai tahun 1996, namun sempat terhenti pada tahun 1998 dikarenakan krisis moneter yang terjadi pada tahun itu. Konsep dari kawasan Megamas adalah kawasan bisnis dan pariwisata terpadu.

Kawasan Megamas ini terletak di Jl. Piere Tendean (Boulevard) Manado, berbatasan dengan Kelurahan Wenang Selatan Kecamatan Wenang. Kelurahan Wenang Selatan merupakan daerah perdagangan yang berlangsung cukup lama. Mengitari kawasan ini, selain dapat mengakses kebutuhan bisnis, rumah tangga, sarana pendidikan, perhotelan dan sebagainya, juga dapat melihat tersedianya kawasan kuliner lengkap termasuk kuliner yang mungkin cukup riskan bagi sebagian kalangan, yakni minuman beralkohol dan olahan daging babi.











Kosmopolitannya kawasan ini juga ditandai dengan berdirinya rumah-rumah ibadah yang jaraknya tidak berjauhan. Dalam kondisi ini amat wajar jika beragam elemen bangsa saling baku dapa (berjumpa) walaupun dalam suasana tidak resmi alias sambil lalu. Namun, perjumpaan akan individu dan kelompok lain itu bukan tidak mungkin menjadi pelajaran hidup; bagaimana menjadi manusia kosmopolit.







MN, dari berbagai sumber.

Catatan: foto dan perjalanan ke lokasi ini dimungkinkan atas fasilitasi Puslitbang Bimas dan Layanan Keagamaan, Balitbangdiklat Kementerian Agama RI, 2022.
Baca Juga

Komentar

Popular Posts

Panda di Luar China Diberi Nama dan Fakta Lainnya

Nokia Tinggal Sejarah?

Kawasan Menteng Bergaya Eropa Jejak Peninggalan Kebijakan Daendals

Tantangan Etis untuk Media dalam Pemberitaan Femisida

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Pelajaran dari Lamongan dalam Mencegah Kekerasan Ekstrim

Susah-Susah Gampang Bermitra dengan Agensi Iklan Digital

Ulah Ibrahim Sirkeci Turut Menggagalkan Kelulusan Cepat Bahlil

Ugahari dalam Seni Mengelola Alam ala Dayak Tenggalan

Rangkaian Harmusindo 2024: Dorong Museum Sebagai Destinasi Wisata dan Edukasi

Advertisements

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Kontes Debat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Perpaduan Budaya Penambah Eksotis Masjid Ridho Ilahi, Wilangan, Nganjuk

Bertaruh Cuan di Tengah Kemacetan Jalan Raya Sawangan

Kasih Bunda Tak Terkira; Ber-Solo Touring Demi Tengok Anaknya

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Rangkaian Harmusindo 2024: Dorong Museum Sebagai Destinasi Wisata dan Edukasi

Jika Kaesang Bersedia dan Menang, Depok Ikuti Kota Lain Dipimpin Anak Pemimpin Ataupun Mantan Pemimpin Negeri

Advertisement

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.